Dilansir dari situs berita kompas dot com, BIN telah menemukan 41 mesjid yang terpapar radikalisme, yaitu paham yang sangat berbahaya, ...
Dilansir dari situs berita kompas dot com, BIN telah menemukan 41 mesjid yang terpapar radikalisme, yaitu paham yang sangat berbahaya, yang buntutnya hanya melakukan kekerasan, penindasan dan sadisme. Apalagi kalau di Mesjid-mesjid tentu saja menggunakan tema-tema agama. Menafsirkan dengan seenaknya, mendoktrin, lalu menghalalkan segala cara. Apalagi kalau hal ini digunakan oleh politisi busuk yang mau meraih kekuasaan lewat jalur ini.
Dari situs kompas (https://nasional.kompas.com/read/2018/11/26/05293141/langkah-polri-respons-temuan-bin-41-masjid-lingkungan-pemerintah-terpapar) dilaporkan bahwa , Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan Kepolisian RI mengedepankan dan mengoptimalkan langkah pencegahan untuk mengatasi paham radikalisme dan terorisme. Dan kita percayakan serta mendukung upaya yang telah dilakukan oleh Pihak Kepolisian.
Sudah lama sebenarnya bibit-bibit radikalisme itu hadir, semenjak bergulirnya arogansi beragama, ketika seseorang yang menganut agama tertentu kemudian menjelek-jelekkan agama dan keyakinan orang, sehingga timbul konflik, padahal dalam tataran akademis, hal seperti ini tetaplah ada kebijaksanaan dalam beragumentasi.
Mencuatnya kembali radikalisme dalam politik menjadi kegemparan tersendiri, dari sinilah masyarakat sudah mulai melihat hal-hal yang aneh suatu kelompok dalam beragama. Banyak kejanggalan dan hal-hal yang perlu dikritisi sepak terjang para mengarah radikalisme. Dan pada akhirnya kita sebagai bangsa Indonesia tidak mau negara ini menjadi hancur gara-gara Radikalisme. Karena sudah banyak contoh yang telah kita saksikan. Lihatlah bagaimana konflik di Timur Tengah yang begitu telah menghancurkan kawasan yang dulu begitu indah, Suriah dan Irak adalah negara yang penuh sejarah dan tempat-tempat yang indah serta keragaman dalam beragama. Namun sikap Radikalisme itulah yang menghancurkannya.
Sungguh aneh kalau ada yang suka mengkafirkan, membid'ahkan, dan segala macam tuduhan-tuduhan yang nyeleneh. Bukankah semua manusia sedang dalam perjalanan menempuh jalan Tuhannya? sehingga hakikat kebenaran hanya akan jelas setelah kematian telah mendatangi?
BIN menemukan 41 mesjid yang terpapar Radikalisme itu berdasarkan dari konten ceramah-ceramah yang sering diadakan oleh panitia mesjid tersebut. Tentu bukan sekali dua kali ceramah, tapi pasti berjilid-jilid, BIN telah bekerja dengan cermat. Jadi perlu segera tindakan pencegahan.
Nah, dari sini menunjukkan bahwa penceramah-penceramah yang berideologi radikalisme sudah mulai banyak, maka akar dari itu harus segera dicabut, agar tidak terus menyebar dan menjadi bom waktu yang suatu hari bisa tiba-tiba meledak dengan dahsyat sekali. Kalau sudah meledak baru kita menyesal sudah sangat terlambat, lebih baik mencegahnya, karena sudah ada contohnya yang telah merusak.
Pemerintah perlu kembali mendukung para agamawan yang tercerahkan, agamawan yang membawa nilai-nilai kasih sayang, serta cinta, atau Islam Cinta, Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang mengedepankan akal dalam menopang perjalanan ruhani menuju Tuhan, menuju kebenaran yang hakiki. Agamawan yang senantiasa mengajarkan agar manusia menyadari dirinya sebagai makhluk yang begitu dekil di hadapan sang Pencipta, Dengan cara ini semoga yang kita saksikan di negeri ini adalah orang-orang yang penuh kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan alam senantiasa harmonis, bukan merusak.
Jadi tak sulit sebenarnya, hanya saja yang menyulitkan yaitu karena sifat-sifat iblis yang sombong dan arogan itu bersemayam dalam hati maka hal itu sulit. Karena itulah...hadirnya Muhammad dalam diri manusia, dapat mengikis semua sifat-sifat negatif itu.
Jagalah negeri ini, jagalah bumi ini, karena Muhammad SAW. Mematuhi Muhammad berarti mematuhi Allah SWT. Mari bershalawat dan membaca alfatiha... semoga negeri kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT, dirahmati dan diberkahi. Ilahi Aamiin.