Ketua umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj menilai Timur Tengah belum mampu menyatukan antara agama dan nasionalism...
Ketua umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj menilai Timur Tengah belum mampu menyatukan antara agama dan nasionalisme sehingga cara berpikir ala Timur Tengah tidak cocok diterapkan di Indonesia.
Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anis Baswedan di Gedung PBNU, Rabu (3/2), selain itu ia juga menyampaikan bahwa tokoh nasionalis di Timur Tengah bukan merupakan tokoh agama dan begitu juga sebaliknya. Baca: Sarapan Wahabi: Pemuda yang aktif main di Internet
Hal itu bisa dilihat, bahwa banyak tokoh agama yang berakhir di tiang gantung karena berbeda pandangan tentang agama dengan rezim yang berkuasa. “Jangan sekali-kali meniru Timur Tengah” kata Kang Said.
Di depan Anis Baswedan, Ketua PBNU itu menyampaikan keprihatinannya tentang darurat radikalisme dan narkoba. Ia menjelaskan bahwa akar radikalisme adalah ajaran wahabi. Walaupun wahabi menentang terorisme namun ajaran ini gampang menyesatkan atau mengkafirkan orang lain sehingga mengarah kepada hate speech dan radikalisme.