MABES Polri akan menelusuri aliran dana aksi unjuk rasa akbar pada Jumat, 4 November 2016 lalu. Ada pula kemungkinan polisi bakal mengganden...
MABES Polri akan menelusuri aliran dana aksi unjuk rasa akbar pada Jumat, 4 November 2016 lalu. Ada pula kemungkinan polisi bakal menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengauditnya.
Mendengar rencana itu, Panglima Front Pembela Islam (FPI) Munarman merasa heran. Menurut dia, jika polisi dan PPATK punya niat mengaudit aliran dana demo 4 November, mereka juga harus mengaudit lebih dulu calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Serius mau audit? Coba audit dulu tuh Ahok, APBD DKI, dana Teman Ahok. Saya minta itu diaudit juga," tegas Munarman di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (14/11).
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan masalah aliran dana ini masih dalam penyelidikan. Polisi juga belum berkoordinasi dengan PPATK.
"Masih dalam penyelidikan, saya belum mau mengambil, memberikan komen itu. Saya belum mau komen sebelum penyelidikan selesai," kata Tito di Kompleks Istana, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (8/11) lalu.
Kabareskrim Komjen Ari Dono juga segendang seirama. Namun, dia memastikan belum ada koordinasi dengan PPATK soal rencana pengusutan aliran dana.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Bachtiar Nasir pernah mengungkapkan jika ada subsidi untuk aksi demo. Itu dia utarakan dalam konferensi pers sebelum demo di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa 1 November.
Menurut Bachtiar, total dana untuk aksi damai, Jumat 4 November lalu, mencapai Rp100 miliar.
"Bukan hanya Rp10 miliar. Nyatanya, mungkin lebih Rp100 miliar. Kami disubsidi lebih dari Rp 100 miliar," ungkap Bachtiar kala itu.
Bachtiar menjelaskan, dana tersebut berasal dari seluruh rakyat Indonesia yang menjadi donatur. Dana digunakan untuk penyediaan dapur umum dan penunjang kesehatan.
Perlu diketahui, terindikasi bahwa terselenggaranya Aksi Demo 411 ini sebagian dimotori oleh kelompok Ekstremis Wahabi, HTI dengan peserta ratusan ribu orang yang sebagian adalah orang-orang terpinggirkan, terzalimi secara sosial oleh kelompok "toleran" yang diam.
Sumber: (MTVN/OL-4)