koleksi gambar dari freepik.com Ketika melintas di jalan condet, banyak toko parfum, dan wanginya bertingkat-tingkat, ada yang sangat...
![]() |
koleksi gambar dari freepik.com |
Ketika melintas di jalan condet, banyak toko parfum, dan wanginya bertingkat-tingkat, ada yang sangat wangi dan membuaikan serta pikiran melayang ke konsep surga yang di dalamnya ada banyak betina yang melambai-lambai... aduhai... Jomblo kagak kuat membayangkan ini. :-)
Karena itulah kenapa harga parfum bervariasi, ada yang kelas sepuluh ribu yang mungkin sudah dicampur dengan air atau cairan lain agar bisa hemat. Dan ada juga parfum dengan harga yang bahkan mengalahkan gaji pegawai negeri dan swasta. Maka jika tak punya uang mendapatkan itu, mungkin dengan jalan korupsi namun penjara menanti.
Kalau pengusaha dan yang mau berkuasa, harga parfum yang selangit itu bukanlah masalah baginya. Salah satu cawapres saat ini pasti sanggup membelinya.
Ada beberapa faktor kenapa ada harga parfum begitu mahal, salah satunya mungkin prosesnya yang lama untuk menghasilkan satu botol parfum, apalagi dikemas dengan botol yang unik dengan lekukan-lekukan aneh serta bahan botolnya mungkin saja pakai kristal atau berlian kah?.
Ada juga parfum yang karena artis menggunakannya, para fansnya ikut-ikutan, awalnya tidak suka baunya, tapi karena ngefans berat, mau tidak mau harus dipakai sebagai loyalitas keber-ngefans-an.
Nah, kalau bau wangi punya gradasi yang bertingkat-tingkat ke atas, maka bau busuk juga punya tingkatan.
Pernah kah para pembaca memperhatikan, ketika makan jenis makanan yang berbeda? dan saat (maaf) buang air baunya pun berbeda? Ketika habis makan jengkol, yang keluar saat buang air juga begitu menyengat, atau makan petai pun begitu. Bahkan setelah makan tempe atau tahu serta ikan, pun jenis baunya beda. Ini adalah penelitian.
Maka, hikmah dari ini semua, selain bau wangi yang begitu harum gradasi-nya juga bau busuk pun demikian. Orang yang melakukan perbuatan baik dengan gencarnya sehingga kelak bisa lebih dekat dengan nabi juga ber-gradasi, tentu saja yang sangat dekat kemiripannya dengan Nabi adalah yang paling dekat. Dan yang sangat menentang nabi maka semakin jauh....amat sangat jauh.
Lalu, setiap manusia tinggal memilih saja, mau menjadi manusia yang dekat dengan yang wangi, atau malah bergerombol menjadi bau busuk yang menyengat?, yang bahkan sulit menerapkan rumus reaksi kimia untuk mengurai bau-bau busuk itu sehingga menjadi berguna.
Baik untuk menjadi wangi maupun bergerombol menjadi bau busuk yang menyengat ternyata semua butuh usaha. Yang membedakannya kemana arah usahanya itu, yang mau wangi usahanya pasti terus menuju ke atas, yang berbau busuk terjun bebas ke bawah yaitu yang hanya mempercayai dan yakin bahwa hanya dunia ini yang ada. Soal metafisika atau kehidupan setelah di dunia ini masih kabur baginya, atau bahkan tidak mau tahu.
Dan, menuju ke atas sepanjang sejarah hanya sedikit, atau segelintir orang. Lihatlah sejarah Karbala Husain bin Ali Bin Abi Thalib, yang syahid hanya 70-an orang, sedangkan yang menentang dan hanya diam saja jumlahnya ribuan. Maka apakah zaman saat ini juga begitu?
Bau wangi yang paling harum itu amat langka, mungkin wajar kalau mahal, dan yang berjuang demi Muhammad, murni demi Muhammad dan keluarga beliau itu amat sedikit. Sedangkan yang sangat menggemari dunia dengan gemerlapnya yang sebenarnya hanya menyisakan kotoran malah banyak.
By the way, kotoran di dunia ini bisa diolah jadi pupuk dan berguna untuk menyuburkan pertumbuhan tanaman. Ini hikmahnya bahwa yang pernah bau busuk bisa bertobat dan memberontak agar bisa dekat-dekat dengan bau harum itu dan ikutan harum wangi. Seperti seorang Al-Hurr, yang dulunya adalah penentang Husain Bin Ali, dengan kesadarannya, Al-Hurr berbalik arah mendukung Husain. Lalu Mati Syahid. Innalillahi Wainnailahi Rajiun. Bukankah Tuhan itu maha Bijaksana? dan senantiasa rahmatNya lebih dahulu dari siksanya?
Jadi teringat dengan sebuah hadis yang menyinggung tentang wangi-wangian, shalat dan wanita. Berangkali itu semua ada hubungannya. Karena dengar-dengar kalau wanita itu bidadari yang diturunkan dari surga untuk Laki-laki di dunia ini, itulah kenapa diajarkan untuk memuliakan wanita, bukan memberikannya harta yang banyak lalu foya-foya, tapi memuliakannya karena wanita juga makhluk yang Istimewa. Beruntunglah wanita yang tetap posisinya sebagai bidadari di dunia yang mendukung perjuangan pria dalam mendukung kebenaran keadilan.