Ilustrasi intoleransi. Getty Images/iStockphoto. Ada penelitian yang mengatakan bahwa "Umat Islam di Indonesia Cenderung Intoleran d...

Ilustrasi intoleransi. Getty Images/iStockphoto.
Ada penelitian yang mengatakan bahwa "Umat Islam di Indonesia Cenderung Intoleran dalam Politik", seperti dalam artikel di web tirto (https://tirto.id/peneliti-umat-islam-di-indonesia-cenderung-intoleran-dalam-politik-daC1). Dan tidak mau menerima non-muslim jadi Bupati, Gubernur, dan apalagi Presiden, atau pimpinan dalam kerangka sosial.
Nah, ini akan timbul persepsi bahwa apakah ajaran Islam seperti itu? atau mungkin saja ini tafsiran yang dipopulerkan?, artinya sejak pasca Nabi Muhammad SAW Wafat, politik kekuasaan kembali menyeruak, dan tak jarang banyaknya peperangan yang menghiasi sejarah.
Apakah setiap peperangan itu benar-benar hanya demi Allah, atau urusan agama? atau justru saling merebut kekuasaan?, atau pun ada yang bertanya bahwa apakah agama hadir hanya untuk saling membeda-bedakan dan pada akhirnya harus terjadi konflik dan intoleransi?
Padahal kita ingat benar yang pernah diajarkan semasa SD dulu, bahwa Nabi SAW menghormati budak dan bahkan membebaskannya, lalu ajaran takwa tidak lagi melihat jenis kulit dan nasabnya ataupun kekayaannya. Jadi tidak terlihat adanya intoleransi.
Dan tentu kebenaran ajaran itu bukan berdasarkan dari banyaknya pendapat atau banyaknya pengikut. Sedangkan kekuasaan bisa berdasarkan banyaknya dukungan dan besarnya tekanan yang dibombardir ke lawan politik.
Lalu ada yang berbisik, "Jadi...sudah benarkah cara kita memeluk Islam saat ini?"